Peternakan Kambing Etawa dan Lebah
Koperasi ternak kambing etawa dan lebah ini berada 3 km dari Balai Desa Giritengah. Untuk ke lokasi dapat menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua, dilanjutkan berjalan kaki sejauh 1 km.
Madu diperoleh melalui penangkaran lebah, yang dilakukan di hutan sekitar yang dipenuhi tanaman kaliandara. Untuk penangkaran lebah, koperasi ini memiliki 1.200 sangkar. Jenis madu yang diproduksi: Madu manis kaliandra dan madu pahit dari bunga rondo moleh.
Setiap ekor kambing etawa menghasikan susu kambing setiap hari sekitar 200-250 ml. Madu dan susu kambing etawa dari koperasi ini pemasarannya di sekitar Magelang dan Muntilan. Juga melayani pembeli yang datang, seperti wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.
Kerajinan Topeng Buto
Irwandi adalah satu-satunya perajin topeng buto di Desa Giritengah Ia juga melatih anak-anak di desanya untuk dapat membuat topeng kayu. Bahan dasar topeng adalah kayu puie (jenis kayu yang tidak keras). Aneka bentuk topeng vang dibuatnva selain dikoleksi ruga sebagai perlengkapan keseruan tradisional.
Bentuk topeng buatannya topeng Buto, hancak doyoku miniatur buto, kura-kura, dan gajah.
Bahan pelengkap topeng buto adalah rambut kuda dan ramin, serta tanduk kambing.
Proses pembuatan: Kayu ditatah, diamplas, dimeni, lalu dicat
Pembeli topeng buatan Irwandi di- antaranya turis asing dari Australia, dan Malaysia yang menyukai miniatur topeng untuk gantungan kunci Sedangkan topeng buto ukuran besar peminatnya wisatawan lokal, dan untuk perlengkapan tari tradisional.
Kerajinan Bakul Bambu
DI Dusun Ngaglik banyak pembuat perkakas dapur dari anyaman bambu. Seperti Etty dan Imyati yang setiap hari menganyam bakul bambu, atau masyakat setempat menyebutnya tanggok. Bakul mereka jual ke para pedagang di kampung yang sama. Dengan semangat dan keterampilan membuat bakul beragam ukuran, kedua wanita ini mampu bertahan hidup walau dengan penghasilan pas-pasan.
Bahan pembuat bakul adalah bambu apus yang banyak tumbuh di Giritengah. Proses produksi: Bambu dipotong dalam ukuran tertentu, lalu dianyam, dan dibentuk
Kerajinan Jaran Kepang
Lokasi rumah perajin jaran kepang Dusun Ngaglik ini sekitar 0,5 km dari balai Desa Giripurno.
Roni, memulai usaha membuat jaran kepang sejak tahun 2005. Jaran kepang buatannya biasanya dibeli untuk perlengkapan kesenian tari jathilan.
Bahan dasar jaran kepang adalah bambu apus yang mudah diperoleh dari sekitar rumahnya.
Kerajinan Mebel Bambu
Lokasi rumah perajin bambu wulung ini berada di atas bukit, sekitar 2 km dari balai desa. Sutopo mulai membuat kerajinan mebel bambu sejak tahun 1996. Keahliannya diperoleh dengan cara otodidak. Dibantu istrinya, jika ada pesanan dari pembeli, Sutoyo membuat beragam mebel bambu.
Bambu wulung diperolehnya dari hutan sekitar rumahnya, yang banyak ditumbuhi tanaman bambu. Ia mengakui saat ini semakin sulit mendapatkan bambu wulung. Hasil penjualan kerajinan mebel bambu di desa ini tidak menentu, perajin bekerja berdasarkan pemesanan.
Proses pembuatan mebel bambu tampak sederhana, bambu wulung dipotong-potong, lalu dianyam, dan dibentuk. Namun dibutuhkan keterampilan untuk membuat anyaman bambu menjadi indah.
Sanggar Seni Ngestigiri
Sanggar seni yang unik milik istijab ini terletak di tengah kebun di lereng bukit dusun ngaglik. Terdiri atas sebuah panggung terbuka, tempat duduk pengunjung/turis untuk menonton, dan pondok mungil tempat menyimpan peralatan gamelan. Pemandangan lembah sekeliling sanggar sangat indah.
Sanggar Ngestiti banyak memiliki jenis tarian seperti: Ketoprakan, dayakan, jatilan, ndulalah, gatotkoco, katongan sentaki, dan banyak lagi . Istijab didampingi istrinya, Rumiyati yang juga seorang penari serba bisa, telah mengelola sanggar ini selama 20 tahun. Jumlah murid saat ini sekitar 50 orang. Muridnya tidak menetap di sanggar , melainkan di rumah masing-masing.
Getuk Asli magelang
Getuk adalah camilan tradisional Jawa Tengah terbuat dari ketela pohon/ singkong. Bahan getuk yaitu: ketela, gula pasir, mentega, meisis, dan vanili. Kapasitas produksi sekitar 1,5-3 kuintal per hari. Dari 1 kuintal menjadi 200 dus getuk siap jual. Getuk ini bisa tahan sampai 5 hari. Proses pembuatan getuk: Ketela dikupas, dicuci, kemudian dikukus kurang lebih 2 jam, kemudian ditumbuk kasar, masukkan bahan yang lain, lalu digiling lagi selama 7 kali, lalu dipotong dan dikemas dalam dus ataupun mika untuk konsumen lokal.