Slondok Krepus
Slondok krepus adalah makanan khas pedesaan di kawasan Bukit Manoreh, ter-masuk Desa Kenalan. Hal ini karena banyaknya pohon ketela di lahan tadah hujan milik warga, warga berkreasi untuk mengolah singkong menjadi makanan ringan seperti slondok krepus. Proses pembuatan slondok krepus berbeda dari slondok gethuk. Caranya ialah:
Ketela atau singkong dikupas, diparut, dipres atau dipipit (supaya keluar airnya), diambil tepungnya, kemudian dikukus. Setelah dikukus, digiling dengan alat, keluar berbentuk seperti bakmi gepeng, kemudian dibentuk bulatan kecil, dijemur, dan digoreng. Proses membuat slondok krepus adalah 2 hari 1 malam. Dalam satu hari Teguh membutuhkan 100 kg singkong mentah, untuk diolah menjadi 30 kg slondok kerpus. Usaha ini sudah berjalan selama 15 tahun lebih, dengan modal sendiri. Sehari-hari ia dibantu keluarganya. Jika kita ingin menyaksikan pembuatan Slondok krepus, dari balai Desa Kenalan, jarak rumah Teguh sekitar 400 m.
Anyam Tikar Pandan
Desa Kenalan banyak tumbuh tanaman pandan alas, sehingga banyak masyarakat Kenalan yang mengolahnya menjadi kerajinan tikar pandan. Salah satu perajin adalah Mbah Tugi, selama hampir 60 tahun ia membuat tikar. Dari balai desa, jarak rumah Mbah Tugi sekitar 400 m. Pembuatan tikar pandan dikerjakan Mbah Tugi di malam hari. Jika siang hari Mbah Tugi berladang di kebun jagung miliknya. Walau pekerjaan sambilan, dalam 1 bulan Mbah Tugi bisa menyelesaikan 8 lembar tikar. Bahan baku mudah, proses pembuatannya tidak sulit, hanya memerlukan ketekunan. Sedangkan dalam prosesnya Mbah Tugi sering dibantu keluarganya, seperti mengolah pandan mentah menjadi siap anyam. Tikar buatan Mbah Tugi diambil pembeli yang datang ke rumahnya, penjualannya meliputi Pasar Borobudur dan sekitarnya.
Gula Jawa Tradisional
Semenjak erupsi Merapi tahun 2010, karena pohon kelapa banyak yang rusak terkena debu vulkanis Merapi. Tapi saat ini pohon kelapa kembali tumbuh, sehingga mendorong pembuat gula kelapa kembali aktif berĀ¬produksi, Salah seorang pembuat gula jawa yaitu Ibu Aminah. Ia membuat gula kelapa dalam jumlah sedikit untuk konsumsi warga sekitar desa. Dalam sehari, Ibu Aminah bisa memproduksi gula kelapa sebanyak 10 kg. Usaha ini digelutinya sejak kecil, banyak para pembeli yang datang ke rumahnya, sehingga untuk pemasaran ia tidak menemukan kesulitan. Rumah Ibu Aminah berada 300 m di timur balai Desa Kenalan.