Pembuatan Gerabah
Para perajin dusun ini turun temurun, hingga kini generasi ketiga. Tak sedikit generasi mudanya yang memiliki keterampilan membuat gerabah.
Salah satu rumah di dusun ini yaitu Sanggar Arum membuka workshop/ sanggar dan menyediakan tempat pelatihan bagi wisatawan membuat kerajinan gerabah. Salah satu rumah di dusun ini yaitu Sanggar Arum membuka workshop/ sanggar dan menyediakan tempat pelatihan bagi wisatawan membuat kerajinan gerabah. Khusus rombongan pelajar hanya dipungut biava sekitar Rp5.000,00. Jenis gerabah tradisonal dusun klipoh:
Kendil, mending, cobek. blengker(dudukan wajan),sentir. cuwo,lengser wojo kolong,anglo, pengaron, wajan, kuali, piring, dan lainnya.
Peralatan membuat gerabah tradisonal:
1. Kerik, bambu tipis berbentuk seperti gelang, untuk mengerok.
2. Secang, batok kelapa, untuk menghaluskan.
3. Watu malon dari batu, untuk memadatkan.
4.Tatap, untuk meratakan.
5.Perbot, kayu bulat berdiamater 40 cm, se-bagai alas untuk mengolah tanah liat
Kisik, untuk meratakan bagian luar.
Proses pembuaatn GERABAH:
1. Siapkan tanah liat kering jenis tanah liat merah.
2.Tanah dicampur dengan air sesuai kebutuhan. Diaduk rata agar lunak dan mudah dibentuk.
3.Dibentuk dan cetak menggunakan peralatan di atas, sambil dihaluskan bagian atasnya, hingga bentuk gerabah sesuai keinginan,
4. Gerabah dijemur hingga kering.
5. Dibakar menggunakan kayu dan tumpukan jerami selama 4 jam hingga matang sempurna.
Kerajinan Bronjong
Brojong adalah peralatan terpenting untuk membuat tahu tradisional. Yaitu saringan tahu tradisional, terbuat dari anyaman bambu, berbentuk bulat dengan diameter 1 meter.
Usaha pembuatan bronjong di Dusun Ngadiwinatan II sudah berlangsung selama 2 generasi. Sayangnya, generasi muda kini tidak tertarik untuk melanjutkan usaha ini. Mungkin disebabkan proses pembuatannya sulit, namun pendapatan kurang menjanjikan. Sebuah bronjong dibuat dalam waktu 4 hari.
Cara membuat bronjong: Perajin masuk ke dalam tanah berlubang , yang sudah dikeruk hinggamembentuk cekungan berdiamter sekitar 90 cm. Lalu anyaman bambu dibuat dengan mengikuti bentuk cekungan tanah tersebut. Pembeli bronjong tidak hanya pengusaha tahu di sekitar desa, juga dari Kalimantan. Rukun (55 tahun) adalah satu-satunya pembuat bronjong di desa ini. Ia sudah menekuni pembuatan bronjong sejak masih remaja, sekitar 40 tahun lalu. Kini ia kewalahan menerima pesanan bronjong dari pelanggan, bahkan ada pesanan setahun lalu yang belum rampung. Bronjong buatannya disukai pelanggan karena kuat dan tahan hingga 1 tahun.
Tahu Ngadiwinatan
Dusun ini letaknya di perbukitan dengan view Borobudur yang kelihatan jelas. Tak heran investor telah menguasai sebagian lahan di atas bukit dusun ini, kabarnya untuk dijadikan hotel.
Sekitar lima rumah di dusun ini yang memproduksi tahu secara tradisional. Rata- rata telah memproduksi tahu lebih dari 10 tahun. Seperti Beni, yang telah membuat tahu sejak 15 tahun lalu. Proses pembuatan tahu tradisional: Kacang kedelai direndam dalam air mentah selama 5 jam. Digiling dengan mesin. Direbus selama 1 jam dalam drum. Dipisah air dan ampas, ampasnya untuk makanan kambing. Sari kedelai dituang dalam kotak-kotak kayu.
Setiap hari bisa usaha rumahan ini bisa 5 kali masak @ 5 kotak. Tiap kotak dipotong menjadi 50 buah tahu. Dijual Rp l6.000,00 per kotak ke Pasar Samigalo (Jogja), karenapasar sekitar Borobudur sudah banyak pemasoknya. 1 Adapun kacang kedelai dipasok dari Solo, Klaten harganya Rp7.000,00 per kg (awal 2012). Dalam sehari ia bisa memasak 10-15 kg kacang kedelai.
Kerajinan Ukir dan Anyaman Bambu
Dahulu para perajin memanfaatkan bambu hitam (bambu wulung) yang banyak tumbuh di kawasan Borobudur. Namun lama kelamaan bambu wulung semakin langka, apalagi setelah erupsi Merapi. Untuk menyiasati kelangkaan bahan, perajin memakai bambu hijau (bambu legi) yang dicat hitam. Pohon bambu diambil dari kawasan pegunungan di Giritengah. Karena sulit dan semakin mahalnya harga bambu, para perajin bekerja berdasarkan jasa ukir saja. Setiap Sabtu Minggu biasanya perajin menjual langsung (mengasong) ke Candi Borobudur. Harga jual di kawasan candi bisa meningkat dua kali lipat, bahkan lebih.
Untuk bambu ukir ukuran besar dibutuhkan 4 batang bambu dalam waktu 5 hari. Agar lebih indah ditambahkan warna merah. Alat yang digunakan dibuat sendin yaitu dari kikir. Motif ukiran bambu: Stupa Borobudur, burung merak, dan lainnya.