Desa Giripurno merupakan desa yang menyimpan cukup potensi wisata yang masih perlu di kembangkan, selain letaknya yang tidak jauh dari seputaran kawasan Candi Borobudur.
Desa Giripurno berjarak sekitar 8 km dari Candi Borobudur berlatar belakang Perbukitan Menoreh dan didukung oleh kondisi alamnya yang masih alami dengan udara yang sangat sejuk dan memiliki pemandangan alam yang indah mempesona.
Desa Giripurno merupakan desa yang menyimpan cukup potensi wisata yang masih perlu di kembangkan, selain letaknya yang tidak jauh dari seputaran kawasan Candi Borobudur. Mata pencaharian masyarakat Desa Giripurno lebih banyak melakukan kegiatan pertanian antara lain rambutan, ketela, jahe, kapulogo, cengkih dan lainnya. Desa Giripurno, Kecamatan Borobudur merupakan daerah wilayah perbatasan dengan Kabupaten Purworejo, sehingga iklimnya cocok untuk mengembangkan kambing peternakan Etawa (PE).
Potensi wisata di Desa Giripurno dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata petualangan yang menarik baik untuk wisatawan asing maupun domestik. ”Potensi wisata Giripurno merupakan salah satu pengembangan dari Solo-Selo-Borobudur. Pada tahun 2004 silam, Presiden Megawati Soekarnoputri meresmikan Taman Nasional Gunung Merapi sekaligus mencanangkan Jalur Wisata SSB (Solo-Selo-Borobudur) , karena jalur ini menghubungkan Kota Solo dengan candi Borobudur (di Magelang) melalui Selo (Kecamatan di Kabupaten Boyolali) yang berada diantara (tengah-tengah) lereng Merapi dan Merbabu. Desa Giripurno mempunyai potensi alam yang dapat mendukung sebagai desa penyangga wisata Borobudur.Terdapat Air Terjun dengan ketinggian kurang lebih 100 meter dan terletak disekitar perbukitan dan panorama yang indah. Di puncak Mongkrong dengan kondisi yang alami, dari puncaknya tersebut dapat memandang candi Borobudur dengan panorama alam dan hamparan sawah di sekitar candi Borobudur dan gunung Merapi khususnya pada pagi hari.