Kampung Wisata Tuksongo Bidik Wisatawan Borobudur

Masyarakat kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang membangun Kampung Wisata Tuksongo untuk menangkap peluang pengembangan kepariwsiataan di sekitar bangunan yang menjadi warisan budaya dunia tersebut.

“Atas inisiatif masyarakat, pemuda, dan didukung kerja sama dengan jejaring komunitas dan pihak terkait, termasuk pelaku wisata,” kata Koordinator Pengembangan Sumber Daya Manusia Forum Wisata Tuksongo Khoirul Muna.

Peluncuran kampung wisata tersebut ditandai dengan kegiatan kepariwisataan bernama “Dolan Kampung” di Dusun Tuksongo, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang di dekat Candi Borobudur yang dibangun sekitar abad ke-8 masa pemerintahan Dinasti Syailendra itu.

Ia menjelaskan tentang semakin ramainya kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara yang tidak hanya ke Candi Borobudur akhir-akhir ini, tetapi juga ke desa-desa sekitarnya, menjadikan warga sekitar membentuk Forum Wisata Tuksongo untuk mengembangkan usaha kepariwisataan.

Sejumlah potensi wisata di Dusun Tuksongo yang bisa ditawarkan kepada wisatawan itu, antara lain kerajinan ukir bambu dan produk kerajinan berbahan baku gypsum, miniatur Candi Borobudur, kuliner, batik, konveksi, gitar akustik, tarian tradisional, dan “homestay”.

“Setiap hari selalu ada wisatawan yang menggunakan dokar atau bersepeda, atau berjalan kaki melewati kampung ini, sejak dirintis program wisata “Tilik Desa” (Berkunjung ke dewa sekitar Candi Borobudur, red.) beberapa tahun lalu. Kemudian kampung kami menjadi tempat lalu lalang wisatawan,” ujarnya.

Selama ini, katanya, berbagai produk kerajinan rumah tangga yang dibuat warga setempat, umumnya dipasok ke Taman Wisata Candi Borobudur untuk dijual para pedagang kepada wisatawan di Candi Borobudur.

Melalui pengembangan Kampung Wisata Tuksongo itu, katanya, hasil kerajinan mereka bisa diperoleh wisatawan secara langsung dari perajinnya.

Ia menjelaskan tentang persiapan pembukaan Kampung Wisata Tuksongo sekitar lima bulan terakhir, antara lain pelatihan pemahaman pariwisata berbasis komunitas, pendataan potensi wisata, pengelolaan website www.mgmborobudur.com, dan puncaknya peluncuran kampung wisata melalui kegiatan bernama “Dolan Kampung” yang diharapkan menjadi agenda tahunan Dusun Tuksongo tersebut.

“Kami bekerja sama dengan Combine Resource Institution, Frog House, Radio Komunitas MGM FM Borobudur dan Radio FM YY di Kobe, Jepang dalam rangkaian kegiatan ini,” kata Muna yang juga mengelola MGM (Mandala Gemaswara Mandiri) FM , radio komunitas sebagai media berbagai pengetahuan dan informasi yang berbasis kebudayaan lokal Borobudur itu.

Pada masa mendatang, katanya, Forum Wisata Tuksongo mengembangkan paket-paket wisata di dusun setempat sebagai dukungan pula terhadap upaya pemerintah dan pengelola kepariwisataan Candi Borobudur menambah lama waktu tinggal para wisatawan.

Dalam rangkaian agenda “Dolan Kampung”, pengunjung diajak untuk mencoba sejumlah atraksi wisata Tuksongo, berupa pembuatan kerajinan bambu, belajar membatik, menari, menikmati paket makan malam, menginap di “homestay” kampung setempat, serta rembuk warga yang pada 2015 bertema “Pengelolaan Informasi Wisata melalui Media Komunitas”.

Selain itu, pasar komunitas sebagai wadah pemasaran produk kuliner dan kerajinan khas kampung tersebut serta pentas kesenian tradisional.

Artikel Terkait

Persiapan pembangunan desa Tuksongo

Koordinasi PT Telkom dengan Pemerintah Desa Tuksongo

Pesona Berbagai Punthuk di Sekitar Desa Wisata Borobudur

Menikmati sunrise adalah salah satu waktu terbaik untuk menikmati keindahan Candi Borobudur dan alam sekitarnya. Maka wajar bila pengelola Candi Borobudur menyediakan tiket khusus bagi Anda yang ingin […]

Daftar Balkondes yang Siap Operasional

Dari 20 Desa wisata yang diusung oleh Sinergi BUMN saat ini setidaknya sudah ada 4 desa yang memiliki Balkondes siap operasional dan 1 desa yang sudah operasional yaitu […]