Emping Melinjo
Pembuatan emping melinjo milik Nirwanto ini sudah berjalan 8 tahun. Usaha diawali oleh istrinya yang berpengalaman membuat emping melinjo dari daerah asalnya yaitu Surakarta. Di Desa Majaksingi, Nirwanto merupakan satu-satunya pembuat emping melinjo. Pemasaran empingnya di sekitar Borobudur hingga Muntilan.
Ukuran emping buatan Nirwanto cukup besar, berdiameter 15 cm. Emping melinjo dibuat dalam 2 rasa yaitu manis dan gurih. Dalam satu hari ia bisa memproduksi 10 kg emping dari 20 kg buah melinjo. la juga menerima pesanan dari sekitar Borobudur untuk keperluan hajatan. Kebanyakan pembeli datang ke rumahnya untuk memesan atau membeli langsung.
Menuju rumah Nirwanto jika dari Terminal Borobudur ke arah selatan balai Desa Tuksongo, belok kiri menuju Desa Ngargogondo.
Pembibitan Duren Montong dan Tokong
Usaha pembibitan durian montong dan tokong ini dimulai dari pembibitan pepaya, klengkeng, dan jambu merah sejak turun temurun.
Khusus durian montong dan tokong dirintis 5 tahun lalu. Pemiliknya mengakui mendapatkan pembinaan dari dinas pertanian untuk peningkatan kualitas okulasi stek batang pohon. Saat ini ia melayani pesanan pembibitan dari Sumatera sekitar 15.000 bibit durian, bibit durian yang disemaikan kakak beradik Zamroni dan Sugeng bisa berbuah setelah ditanam selama 3 sampai 4 tahun, karena pembibitan dilakukan dengan cara stek atau okulasi. Pemasaran hasil pembibitan dijual untuk umum selain itu mereka juga menerima pesanan dari luar Pulau Jawa. Menuju lokasi pembibitan durian ini, dari Terminal Borobudur ke arah selatan menuju perempatan balai Desa Tuksongo, lalu belok kiri menuju Desa Ngargogondo.
Kerajinan Krombong Bambu
Krombong bambu dikenal juga dengan istilah kronjot bambu atau angkring alit, yaitu alat bantu bagasi sepeda atau sepeda motor untuk menampung berbagai barang yang beratnya hingga 100 kg. Krombong terbuat dari anyaman bambu apus dan kayu mahoni, yang diperkuat dengan kawat baja. Kekuatannya bisa bertahan mencapai 5 tahun.
Krombong buatan Mbah Roto sangat terkenal di kalangan pedagang pasar sekitar Magelang dan Purworejo. Dalam penjualannya, Mbah Roto tidak mengalami kesulitan, karena pembeli datang ke rumahnya untuk memesan barang. Selain membuat krombong, Mbah Roto juga membuat tempe dan mendoan sebagai pekerjaan tambahan. Dalam satu hari bisa menghabiskan 12 kg kedelai. Harga tempe buatan Mbah Suroto hanya Rp l.000,00 berisi 6 bungkus. Menuju rumah mbah Roto dari Terminal Borobudur, perempatan balai Desa Tuksongo, lalu belok kiri Desa Ngargogondo.