Balkondes Bigaran

Karangsari, Bigaran, Borobudur, Magelang

Cokelat Bigaran

Produk coklat dari desa Bigaran merupakan produk konsumsi unggulan. Kebanyakan produksi coklat ini kemudian diolah secara tradisional dan alami menjadi selai coklat. Pastikan Anda membawa pulang selai coklat khas Bigaran untuk melengkapi sarapan pagi Anda.

Kopi Bigaran

Para pemburu biji kopi nusantara tentu perlu memasukkan produk Kopi Bigaran dalam daftar target mereka. Baik jenis arabika maupun robusta diolah dengan metode tradisional yang sudah diwariskan secara turun temurun. Nikmati sensasi rasa kopi yang lebih kuat di dalam cangkir Anda.

Criping Talas Kimpul

USAHA criping talas (kimpul, bahasa setempat) buatan Kanang sudah berjalan selama 5 tahun. Ia mengakui usahanya timbul tenggelam karena tergantung dengan naik turun¬nya harga talas di pasaran. Di Desa Bigaran, hanya Kanang yang membuat makanan khas ini. Dari balai desa, rumah Kanang berjarak sekitar 700 m.

Dalam kegiatan produksi Kanang dibantu puteranya dan tetangga. Pemasaran criping kimpulnya sudah merambah Kota Wates, Jogja dan Cermo. Kanang mempunyai resep khusus membuat criping agar terasa gurih dan tidak gatal.

Dalam sehari ia menghabiskan 30 kg kimpul mentah, dengan teknik pengolahan masih manual, belum menggunakan mesin. Sumber modal usaha Kanang adalah swadaya atau modal sendiri. Meski masih ter¬golong usaha mikro, Kanang optimis untuk berusaha ia tidak tergantung bantuan dari pihak luar.

Slondok Getuk/Lanting

Slondok adalah jajanan khas di kawasan Perbukitan Menoreh.
Karena kawasan ini banyak ditumbuhi tanaman singkong, yang merupakan bahan utama pembuatan slondok.
Di Dusun Karangsari, ada salah seorang pembuat getuk yang bernama Abdul Kosim.
Usaha slondok Kosim dirintisnya tahun 1999, dimulai diproduksi di rumahnya yang berjarak 600 m dari Desa Bigaran. Selama ini ia menjual slondok di pasar Jagalan, Kulon Progo, Yogyakarta. Per harinya ia dapat menjual mencapai 20 kg slondok yang dibantu dengan 3 tenaga kerja. Kosim mengakui slondok buatannya tanpa pengawet sehingga tahan 4 hari tidak bau dan tidak berjamur.
Kosim memulai usahanya sendiri dan mendapat bantuan dari desa yaitu mesin giling singkong yang sangart membantu untuk menggiling singkopng.
Proses pembuatan slondok getuk: singkong dikupas, dipotong kecil, diberi bumbu, dikukus, lalu dimasukan mesin giling untuk dijadikan getuk siap iris, kemudian siap dijual.

Rengginang Dusun Bigaran

Hanafi adalah satu-satunya pembuat rengginang di Desa Bigaran. Jarak dari Balai Desa Bicaran ke rumah Hanafi sekitar 700meter. Usaha ini sudah dirintisnya sejak tahun 2008. Rengginang buatan Hanafi su¬dah mencapai Jogja, Semarang, Kudus, dan Magelang.
Bahan baku rengginang adalah ketan asli, dalam 1 hari ia membutuhkan ketan sebanyak 25 kg dan menghasilkan 450 bungkus. Setiap bungkus berisi 5 buah. Tenaga kerja yang membantu Hanafi berjumlah 3 orang. Hanafi dengan senang hati dan terbukti menerima tamu yang ingin belajar membuat rengginang.
Proses pembuatan rengginang: Ketan direndam dalam air selama 1 hari, lalu dikukus sampai matang, diberi bumbu, lalu di-cetak secara manual, dijemur, digoreng, dan siap dipa sakan.

Tahu Tradisional Dusun Serut

Jika berkunjung ke Dusun Serut mampirlah ke pabrik tahu buatan Ifud. Selain murah, tahunya juga enak. Usaha tahu ini sudah dirintis Ifud sejak 4 tahun lalu, dan pemasarannya di Pasar Jagalan. Produksi tahu Ifud dibantu oleh 2 tenaga kerja yang bekerja dari pukul 8 pagi hingga 5 sore.
Dalam 1 hari ia menghabiskan kedelai sekitar 50 kg, dan tahu yang dihasilkan sebanyak 35 kotak atau sekitar 2240 buah. Bahan baku tahu adalah kedelai impor dari Amerika. Sedangkan modal usaha berasal dari modal sendiri. Ifud mengeluh belum pernah mendapat bantuan modal ataupun pembinaan pembuatan tahu dari pemerintah desa. Namun Ifud selalu optimis tahu produksinya bisa bertahan dan berkembang.